Seringkali kita beranggapan
dalam menulis sesuatu bahwa hal tersebut tidak berarti, karya orang lain
jauh lebih bermutu, tidak ada yang mau membaca karya kita atau berbagai
penghalang yang berulangkali datang menyentuh ketika kita hendak menulis
suatu karya yang mungkin muncul dari diri kita. Ada orang yang pintar dan
memiliki ilmu yang mendalam namun tak mampu menuangkan potensi yang ia
miliki dalam bentuk tulisan, mungkin barangkali disebabkan masalah yang
telah disebutkan diatas. Menurut saya hal seperti ini mesti kita eliminasi
dalam hidup kita karena ia akan menyianyiakan hidup yang dianugrahkan.
Menulis adalah suatu hal yang menyenangkan jika
kita mau mencoba dan terus mencoba. Boleh jadi untuk permulaan apa yang
kita tulis belum begitu menarik, namun apa jadinya ketika menulis dan terus
menulis sudah membudaya dilima jari kita, ia ibaratkan peseni batu akik
yang sabar menuggu keindahan hasil yang ia dapatkan dari usaha asah batu
akik tersebut.
Jangan terlalu cepat kita mengharapkan sanjungan
orang dari karya yang kita miliki. Berkacalah kepada seorang filosof Islam
yang tak asing lagi namanya didunia barat yaitu kebanggaan Islam Ibnu Rusyd
yang memiliki karya penomenal denga judul “ Bidayatul Mujtahid Wanihayatul
Muqtashid “. Sekilas sejarah mengungkapkan bahwa tujuan utama beliau dalam
menulis kitab tersebut adalah sebagai tadzkiroh ( pengingat ) hal yang
telah ia pelajari sebelumnya. Namun hebatnya begitu tulisan tersebut
selesai ia mendapatkan kedudukan yang Istimewa dikalangan ahli fikih dan para
filosof. Bahkan didunia barat buku ini menjadi rujukan
diuniversitas-universitas mereka.
Sungguh sangat luar biasa, suatu yang dianggap biasa menempati
sesuatu yang luar biasa. So, mulailah menulis sesuatu dan jangan niatkan ia
untuk berpongah diri. Jika sesuatu diniatkan dengan baik hasilnya menjadi
sangat baik dan paling indah.
هو الذي خلق الموت والحياة
ليبلوكم أيكم أحسن عملا
Pekanbaru,
Minggu, 01 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar