Kamis, 10 September 2015

Rihlah Penuh Makna


Rihlah Penuh Makna

Saya & 3 orang teman menuju salah satu kabupaten di riau....., tujuan utama kesana yang paling utama adalah berta’ziyah kerumah sahabat yang belum lama berpulang kerahmatullah sang ayahnya.... sebenarnya menghadirkan niat serta melangkah untuk menuju kesana dipenuhi oleh rasa segan serta merasa capek sebelum melakukan perjalanan... namun dengan kesepakatan dan niat yang kuat serta ada keinginan juga sambil menyelam minum air ( pergi ta’ziyah sambil ke air terjun )... selepas ta’ziyah kami berniat untuk pergi ketempat yang dibilang orang-orang ada tempat menarik yang jauhnya sekitar setengah jam perjalanan.... niat tersebut kami teruskan, perjalanan mulai di tapaki dengan berkandaraan bermotor... pertama-pertama mulus saja, jalannya aspal, tak beberapa jauh, jalan berbatu mulai menampakkan diri... entah beberapa jauh meniti jalan berbatu tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor anak ular kobra yang menghadang dijalanan, kendaran terhenti serta berputar 180 darjat... karena kaget... teman yang lain mulai turun kendaraan untuk mengusir ular tersebut ke arah kebun sawit... kemudian terus kami melaju, jalan berbatu, terkadang beraspal terus kami titi... tak kunjung sampai, dalam hati terbetik, hari sudah sore, perjalanan takkunjung sampai, suasana sunyi, peraasaan dihantui ketakutan akan hal sesuatu yang tak diinginkan terjadi, hampir semangat ini luntur untuk menuju tempat yang dibilang orang menarik untuk dikunjungi itu.... melihat teman-teman yang masih semangat untuk menuju tempat tersebut, semngatku juga kembali bersemi... rasa penasaran melihat keindahan tempat yang sedang dituju untuk dikunjungi... jalan berbatu terus kami jumpai sampai akhir perjalanan..... kami parkirkan motor disebuah tempat jualan yang sunyi... kemudian kami masuk ke dalam hutan menuju tempat tersebut, kemudian perasaan mulai merasa tak nyaman, bebukit mulai kami daki memegang akar kayu yang menjulai agar tak merosot kebawah.... satu demi demi satu air terjun mulai kami jumpai, teman-teman pada mulai dirasuki kegembiraan, kamera sudah beberapa kali memotret teman-teman... sampai akhirnya kami berfoto-foto ditempat tersebut.. sangat mengasyikkan.... salah satu teman memberanikan diri untuk mencelupkan badan ke genangan air terjun tersebut.... wah sangat asyik.... setelah beberapa jam kami menikmati alam tersebut, kemudian kami kembali dengan perasaan senang tanpa merasa hampa kesana...

Sahabat!!!! Mungkin itu hanya cerita biasa aja... dari pengalamanku bersama teman-teman kesana... namun, sebuah pelajaran berharga menjelma dalam relung hati ini...
“ Ketahuilah para pencinta syurga, sesungguhnya syurga merupakan taman-taman kehidupan abadi yang penuh dengan segala keindahan, ketenangan, kebahagian, kelezatan serta berbagai hal yang menjadikan pecintanya merasa bahagia pasti dijumpakan disana... perjalan menuju syurga dipenuhi onak & duri, aral rintangan silih berganti menguji kesabaran untuk menuju kesana, kebanyakan manusia terhenti di tengah perjalanan menuju kesana, ada yang diawal mula memang tak ditakdirkan untuk kesana, dan ada pula yang telah sukses menuju kesana.... oleh karena itu, Islam adalah sarana untuk melakukan perjalanan menuju syurga tersebut bukan yang lain, jika kita tak mempelajari Islam secara kaaffah mustahil kita memiliki kendaraan & peta menuju kesana. Sedangkan keimanan merupakan spirit yang senantiasa menggerakkan keinginan menuju tempat yang dijanjikan tersebut, begitu berharga sebuah keimanan untuk mengawali sebuah petualangan menuju tempat yang dijanjikan.... “ camkanlah selalu wahai pecinta syurga.... bersabarlah dan teruslah bersabar menuju tempat yang dijanjikan tersebut.... Janji Allah itu pasti....
 Barang siapa yang bersabar, pasti ia akan beruntung.... “””””””....
“ Ini ceritaku mana ceritamu “.

Rabu, 09 September 2015

Biografi Sayyid Ahmad Al-Hasyimi Bek



Biografi Sayyid Ahmad Al-Hasyimi Bek
( Pengarang Buku Jawahir Al-Balaghoh Dan Guru Besar Universitas Al-Azhar, Kairo )
By. Ari Joni Arianto, S.Ud
Namanya :
Ahmad al-Hayimi Bek bin ibrahim bin musthofa bin muhammad Nafi’, nasab beliau kembali ke Zainal Abidin bin husein bin Ali RA. Karena itulah beliau dinasabkan ke Hasyim.

Kelahiranya :
Beliau dilahirkan di daerah ziyad yang termasuk daerah besar di kairo, pada tahun 1295 h/1878 M.

Pertumbuhannya :
Beliau datang bersama kakeknya  ke Al-Azhar Al-Syarif lalu beliau menghafal al-Quran al-Karim dan sebahagian besar matan-matan ilmu yang di ajarkan di Universitas tersebut, kemudian beliau mulai menimba ilmu-ilmu naql dan akal kepada para senior guru besar al-Azhar seperti syeikhul islam al-Anbabiy, al-Asymuniy, jamaluddin al-Afghaniy, al-Rafi’iy, al-Bahrawiy, al-Syarbiniy, al-Busyriy, syeikh muhammad abduh dan yang lainnya.

Kedudukan Ilmiahnya :
Setelah beliau menimba ilmu di al-Azhar dan tinggal dalam waktu yang lama, mulailah beliau ke level pengajaran, lalu beliau menjadi seorang dosen di al-Azhar, kemudian beliau menjadi pengamat di sekolah Victoria Inggris selama 25 tahun, kemudian beliau menjadi pimpinan pada sekolah-sekolah asosiasi islam dan kemudian menjadi pimpinan di sekolah-sekolah Fuad Pertama.

Karya-karyanya :
Mayoritas karya beliau bersifat pendidikan/pengajaran, dan ada sembilan buku sampai kepada kita serta dicetak seluruhnya dalam berbahasa arab yaitu :
1.       جواهر الأدب في أدبيات وإنشاء لغة العرب
2.       جواهر البلاغة في المعاني والبيان والبديع
3.       ديوان الإنشاء أو أسلوب الحكيم في منهج الإنشاء القويم
4.       السحر الحلال في الحكم والأمثال
5.       السعادة الأبدية في الشريعة الإسلامية
6.       القواعد الأساسية للغة العربية
7.       مختار الأحاديث النبوية والحكم المحمدية
8.       المفرد العلم في رسم القلم
9.       ميزان الذهب في صناعة شعر العرب

Wafatnya :
Beliau wafat pada tahun 1943 h di kairo pada umur 65 tahun setelah menghabiskan hidupnya untuk menimba ilmu dan mengajarkannya.

Untuk mengenal lebih jauh tentang bigrafi beliau, silahkan baca buku berikut :
1.       الأعلام للزركلي
2.       إيضاح المكنون بذيل كشف الظنون عن أسامي الكتب والفنون
3.       معجم المؤلفين لعمر رضا كحالة
4.       معجم المطبوعات العربية والمعربة لسركيس

Selasa, 08 September 2015

Renungan Penuh Harapan



Renungan Penuh Harapan
By. Ari Joni Arianto, S.Ud
Pekanbaru, Minggu 01 Maret 2015
                Problematika hidup merupakan sunatan ilahi yang telah di tentukan bagi tiap-tiap pribadi ciptaannya bernama manusia. Ia terkadang hadir disaat kebahagian sedang bertahta direlung hati seorang insan. Ia terkadang menjelma ditiap langkah hidup yang sedang diharapkan. Itulah hidup yang telah ditakdirkan. Merasa terpaksa atau tidaknya kita harus dan tetap melalui semua itu. Tuhan maha tahu terciptanya pribadi yang bertubuh mungil diantara makhluk ciptaannya telah diberikan potensi besar untuk itu semua. Semua tergantung insan sendiri, mau atau tidak mau dia telah tercipta. Segala sarana kehidupan telah ditundukkan untuk dirinya. Seringkali kesedihan datang setelah ujian tiba-tiba menghampiri. Keresahan hidup tak jarang ditemui. Beratnya tanggungan hidup pasti akan hadir silih berganti. Itulah hidup. Corak warna warni kehidupan merupakan lambang makhluk pilihan. Namun terkadang insan jarang memikirkan kalau ujian yang datang adalah latihan dari tuhan, ia menyangka kalau hal demikian adalah suatu kemalangan yang terlepas dari pandangan tuhan, terkadang juga manusia sangat sering berkeluh kesah meskipun segala materi yang ia perlukan berada dalam genggamannya. Kesengsaraan hidup, keresahan, kekhawatiran, semuanya merupakan ujian. Bagi orang yang beriman ujian mestilah ujian tak boleh dikeluhkan sedang bagi selainnya ujian adalah ancaman kebahagian.
                Terkadang kita seringkali sulit mencari solusi dari problematika hidup yang hadir tak diharapkan. Amat jarang kita beranggapan kalau semua itu muncul dari sikap kita yang tak acuh kepada titah tuhan. Sekiranya ia mau mengambil pelajaran hidup yang telah direncanakan tuhan, tentu ia akan mudah menerima segala kenyataan hidup yang harus diperjuangkan. Kekayaan tak pernah menjamin kebahagian akan menjelang dikala kita telah mendapatkannya. Pangkat tak pernah menjanjikan sipemangkunya sedang berada dalam kebahagiaan. banyak hiruk-pikuk hidup hari ini yang menunjukkan kalau mereka sedang dalam kesengsaraan. Problematika pribadi, keluarga, masyarakat, tahta, harta, wanita,dan berbagai permasalahan hidup yang sulit ditemukan penyebab dan solusinya oleh mereka yang sedang dirudung kemalangan dan kegelisahan serta keresahan disaat ini. Marilah kita renungi sejenak apa yang telah disingkap oleh pencipta kita.
                Barangsiapa yang berpaling dari mengingatku maka ia akan menemukan kesempitan hidup didunia sedangkan pada hari akhir nanti ia akan dibangkitkan dalam keadaan buta. Lalu simanusia akan mengatakan “ ya tuhan ! kenapa kamu bangkitkan aku dalam keadaan buta sedangkan aku dahulunya dapat melihat ? lalu tuhan menjawab “ begitulah kamu dahulu wahai manusia, ketika dibacakan tanda-tanda kebesaranku kepadamu lalu kamu melupakannya karena itu pada hari ini kamu aku lupakan.
                Sungguh sangat menggetarkan hati ketika ayat ini dihayati dengan mata hati yang sebenarnya. Suatu realita yang pasti akan terjadi dan akan terajdi pada tiap-tiap mereka yang mengesampingkan peran tuhan dalam seluruh hidupnya. Didalam ayat ini juga allah telah ungkapkan kenapa permasalahan hidup yang kita alami terus mendera sendi-sendi kehidupan kita. Ini semua bermula disaat manusia mulai melupakan kehadiran tuhan dalam kehidupannya, ini bersumber ketika manusia tak lagi mau mencari sumber kebahagian sesungguhnya, ini muncul disaat manusia lebih memilih untuk hidup sesuai keinginannya, ini hadir ketika manusia berpegang kepada usahanya, ini terjelma disaat manusia tak mau tahu untuk apa ia diciptakan, ini tampak dikala manusia menjauh dari sendi-sendi islam. Allah hadirkan timpaan-timpaan hidup pada dirinya sehingga tak ia temukan kelapangan hidup ditiap detik nafas kehidupannya. Kesengsaraan demi kesengsaraan allah munculkan sehingga kamu menjadi sadar atau kamu menjadi kufur dan terus kufur akibat tak maunya kamu mengakui takdir tuhan. Kesempitan hidup tak juga hanya menghinakan manusia di alam dunia ini bahkan ia akan menanti diakhirat kelak. Sungguh sebuah kenyataan hidup yang sama sekali tak diharapkan. Tidak ada kesengsaraan yang melebihi daripada kesengsaraan pada hari akhirat nanti disaat pencptamu tak lagi kenal denganmu wahai manusia, ia melupakanmu padahal dahulu waktu didunia ia masih ingat kepadamu dengan mengirim ayat-ayatnya agar kamu terbangun dari tidur panjangmu dalam kemaksiatan mengabaikan janji tuhan. Dihari ini kesengsaraanmu akan semangkin tak berujung.
                Sebelum semua itu kamu temukan kenyataannya dalam hidupmu wahai insan, marilah simak dengarkan, perhatikan dan gapai apa yang telah dijanjikan tuhan kepadamu.
“ sekiranya penduduk suatu negri mau beriman dan bertaqwa pasti kami akan membukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan dari bumi. “....

Sabtu, 05 September 2015

Menulislah








Down Ribbon: Menulislah
By. Ari Joni Arianto, S.Ud



Seringkali kita beranggapan dalam menulis sesuatu bahwa hal tersebut tidak berarti, karya orang lain jauh lebih bermutu, tidak ada yang mau membaca karya kita atau berbagai penghalang yang berulangkali datang menyentuh ketika kita hendak menulis suatu karya yang mungkin muncul dari diri kita. Ada orang yang pintar dan memiliki ilmu yang mendalam namun tak mampu menuangkan potensi yang ia miliki dalam bentuk tulisan, mungkin barangkali disebabkan masalah yang telah disebutkan diatas. Menurut saya hal seperti ini mesti kita eliminasi dalam hidup kita karena ia akan menyianyiakan hidup yang dianugrahkan.
                Menulis adalah suatu hal yang menyenangkan jika kita mau mencoba dan terus mencoba. Boleh jadi untuk permulaan apa yang kita tulis belum begitu menarik, namun apa jadinya ketika menulis dan terus menulis sudah membudaya dilima jari kita, ia ibaratkan peseni batu akik yang sabar menuggu keindahan hasil yang ia dapatkan dari usaha asah batu akik tersebut.
                Jangan terlalu cepat kita mengharapkan sanjungan orang dari karya yang kita miliki. Berkacalah kepada seorang filosof Islam yang tak asing lagi namanya didunia barat yaitu kebanggaan Islam Ibnu Rusyd yang memiliki karya penomenal denga judul “ Bidayatul Mujtahid Wanihayatul Muqtashid “. Sekilas sejarah mengungkapkan bahwa tujuan utama beliau dalam menulis kitab tersebut adalah sebagai tadzkiroh ( pengingat ) hal yang telah ia pelajari sebelumnya. Namun hebatnya begitu tulisan tersebut selesai ia mendapatkan kedudukan yang Istimewa dikalangan ahli fikih dan para filosof. Bahkan didunia barat buku ini menjadi rujukan diuniversitas-universitas mereka.
                Sungguh sangat luar biasa,  suatu yang dianggap biasa menempati sesuatu yang luar biasa. So, mulailah menulis sesuatu dan jangan niatkan ia untuk berpongah diri. Jika sesuatu diniatkan dengan baik hasilnya menjadi sangat baik dan paling indah.
هو الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا
                                                                                    Pekanbaru, Minggu, 01 Maret 2015